NILAI BUDAYA DALAM
MITOS MASJID KERISIK
PROVINSI PATTANI THAILAND SELATAN
CULTURAL VALUE IN THE
MYTH OF KERISIK MOSQUE
PATTANI PROVINCE SOUTHERN THAILAND
Aseesah Hayeemaming
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
Abstract
The term myth comes from the Greek
language, namely mythos, which originally meant a story about the gods and
heroes who are worshiped.The early concept of myth in Greek culture was closely
related to the Greek belief system that worshiped many gods or Polytheism. Kerisik Mosque has the official name
"Sultan Muzaffar Syah Mosque" which is the first mosque in Southeast
Asia built using red brick. The official
name of the mosque refers to the name of the sultan who ruled in the Sultanate
of Patani at that time who began to rule since 1514 AD. The Kerisik Mosque
building began to be built in 1583 AD and has never been completed until
now. the unfinished building created a
mystery among the Malay community in Patani.
For hundreds of years, the mystery then formed a myth. Research on the Myth of Masjid Kerisim using
qualitative methods. This type of
research is qualitative research - ethnography.
It is hoped to identify the origin of the Myth of Masjis Kerisik. As well as knowing the Function, the cultural
values contained in the Myths. And
Understand how to utilise the Myth of Kerisik Mosque for Malay Language
Learning Materials in Southern Thailand. Based on the results and discussion. Its form is in the form of oral stories that
become the talk of the community. The
myth of the Kerisik Mosque contains values that can take life lessons. The values that exist in it there are 3 kinds
of values, namely the value of religiosity, social values, personality values.
Keywords: Myths, Cultural Values, Kerisik
Mosque, Patani.
Abstrak
Istilah
mitos berasal dari bahasa Yunani, yakni mythos, yang makna awalnya adalah
cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja. Konsep awal
mitos dalam kebudayaan Yunani ini erat dengan sistem kepercayaan Yunani yang
menyembah banyak dewa atau Politeisme. Masjid Kerisik memiliki nama resmi
“Masjid Sultan Muzaffar Syah” yang merupakan masjid pertama di Asia Tenggara
yang dibangun dengan menggunakan bata bata merah. Nama resmi masjid tersebut
merujuk pada nama sultan yang berkuasa di Kesultanan Patani pada masa itu yang
mulai memerintah sejak tahun 1514 M. Bangunan Masjid Kerisik mulai dibangun
sejak tahun 1583 M dan tidak pernah selesai hingga sekarang. tidak selesainya
bangunan itu memunculkan misteri di kalangan masyarakat Melayu di Patani.
Selama ratusan tahun, misteri itu kemudian membentuk sebuah mitos. Penilitian Mitos Masjid Kerisimenggunakan
metode kualitatif. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian kualitatif –
etnografi. Diharapkan dapat mengidentifikasi asal usul Mitos Masjis Kerisik. Serta mengetahui
Fungsi, nilai budaya yang terkandung dalam Mitos. Dan Memahami cara
memanfaatkan Mitos Masjid Kerisik untuk Materi Pembelajaran Bahasa Melayu di
Thailand Selatan.Berdasarkan hasil dan pembahasan. Wujudnya berupa cerita lisan
yang menjadi tuturan masyarakat. Mitos tentang Masjid Kerisik mengadung
nilai-nilai yang dapat mengambil pengajaran hidup. Nilai-nilai yang ada di
dalamnya terdapat 3 macam nilai,yaitu nilai religiusitas, nilai sosial, nilai
kepribadian.
Kata
Kunci : Mitos, Nilai Budaya, Masjid Kerisik, Patani.
Pendahuluan
Sejak peradaban manusia
lahir di permukaan bumi, sistem kepercayaan diyakini telah tumbuh di dalamnya,
sebagai bagian dari peradaban non-fisik. Berbagai sistem kepercayaan tersebut
tumbuh dengan karakteristik masing-masing di setiap masyarakat adat. Salah satu
bentuk sistem kepercayaan tersebut adalah mitos. Istilah mitos berasal dari
bahasa Yunani, yakni mythos, yang makna awalnya adalah cerita tentang
dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja (Danandjaja, 2002:50). Konsep
awal mitos dalam kebudayaan Yunani ini erat dengan sistem kepercayaan Yunani
yang menyembah banyak dewa atau Politeisme.
Dalam perkembangannya, mitos di berbagai
masyarakat adat juga mencakup hal-hal yang bersifat supranatural atau diyakini
kebenarannya. Mitos merupakan salah satu bentuk sastra lisan, yakni yang
mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan
diturunkan secara lisan. Sastra lisan
digolongkan sebagai salah satu bentuk dari tradisi lisan. Karena itu, mitos
juga menjadi bagian dari sastra lisan. (Hutomo, 1991:1; Atmazaki, 2005:134). Di
kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam tradisi masyarakat Melayu, mitos banyak
berkembang terkait dengan lokasi atau tempat-tempat tertentu. Salah satunya
adalah mitos tentang Masjid Kerisik yang tumbuh dan diyakini oleh masyarakat
Melayu yang ada di kawasan Thailand selatan atau sering disebut sebagai
Masyarakat Pattani. Masjid Kerisik memiliki nama resmi “Masjid Sultan Muzaffar
Syah” yang merupakan masjid pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan
menggunakan bata bata merah. Nama resmi masjid tersebut merujuk pada nama
sultan yang berkuasa di Kesultanan Patani pada masa itu yang mulai memerintah
sejak tahun 1514 M.
Dalam
hikayat yang diteliti oleh Anan Watananikorn itu di tulis, mitos tentang Masjid
Kerisik itu bermula dari kedatangan saudagar asal Cina (Tiongkok) ke Patani
bernama Lim Ko Niu. Kedatangan Lim Ko Niu itu bertujuan untuk mencari Lim Tau
Kin, kakaknya yang berprofesi sebagai tukang pembuatan meriam di Patani. Saat
itu, Lim Tau Kin telah memeluk agama Islam dan menetap di Patani. Tawaran itu
ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, sang adik, Lim Ko Niu lalu
bunuh diri di sebatang pohon yang ada di dekat lokasi yang akan dibangun Masjid
Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu sempat bersumpah baha pembangunan
masjid itu tidak akan selesai dan akan mengalami beberapa masalah. Mitos sumpah
dari bunuh diri Lim Ko Niu itu sempat ditanggapi oleh pemerintah setempat
dengan membangun nisan pemakaman dari saudagar asal Tiongkok itu. Terlepas dari
faktor mistis, bangunan Masjid Kerisik yang menjadi sentral religius masyarakat
muslim Melayu Patani itu juga terkait dinamika politik di Thailand Selatan.
Yakni aneksasi dari Thailand yang dirasakan oleh masyarakat Patani hingga hari
ini. Kondisi ini yang juga berpengaruh terhadap masalah keamanan di Thailand
Selatan yang hingga kini masih belum stabil.
Otoritas Thailand juga diyakini menggunakan mitos Masjid Kerisik untuk
mengurangi perlawanan masyarakat Patani. Dengan berdasarkan
uraian di atas, penelitian tentang mitos Masjid Kerisik ini penting untuk
dilakukan. Yakni sebagai upaya
mengklarifikasi politisasi mitos Masjid Kerisik. Secara garis besar penelitian
ini fokus menekankan pada wujud mitos
yang berada yang berupa bentuk cerita, nilai budaya di bagi masyarakat pattani,
fungsi mitos di Thailand selatan khususnya di Provinsi Pattani, di Thailand.
METODE
Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif-Etnografi. Berkaitan dengan judul
dan jenis penelitian, maka pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah
pendekatan etnografi, Penelitian etnografi menurut Koentjaraningrat (1998:1)
adalah pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik pengumpulan data pengamatan
berperan serta (partisipant observation). Penelitian kualitatif
etnografi mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan menguraikan apa yang
diketahui sehingga dapat berperilaku secara baik sesuai dengan tradisi yang
terdapat dalam suatu masyarakat, misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan sebagainya.
Etnografi
memandang budaya bukan semata-mata sebagai produk, melainkan proses. Kebudayaan
tidak hanya cabang nilai, melainkan merupakan keseluruhan institusi hidup
manusia. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan hasil belajar manusia termasuk
di dalamnya tingkah laku. Menurut Spradley (dalam Endraswara, 2013:52)
etnografi harus menyakut hakikat kebudayaan, yaitu sebagai pengetahuan yang
diperoleh, yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan
melahirkan tingkah laku sosial. Itulah sebanya etnografi akan mengungkap
seluruh tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistic. Fokus Penelitian ini adalah cerita rakyat yang
melatarbelakangi mitos masjid Kerisik dari berbagai versi dari masyarakat
Provinsi Patani. Selain menggunakan pendekatan etnografi peneliti juga
menggunakan pendekatan struktur naratif sebagai struktur yang membantu dalam
mendeskripsikan penelitian mengenai mitos Masjid Kerisik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Deskripsi
Hasil Penelitian Mitos Masjid Kerisik
Pada zaman dahulu, berdiri sebuah
kerajaan yang di pimpin oleh raja dan ratu yang adil dan sangat bijak sana.
Kerajaan tersebut bernama Raja Biru mitos tentang Masjid Kerisik itu bermula
dari kedatangan saudagar asal Cina (Tiongkok) ke Patani bernama Lim Tau Kin.
Yang dating untuk berdagang di daerah Bagian Selatan. Pada awalnya berdagang di
Nakhonsrithamarat. Namun dia merasa masih kurang dengan yang ia targetkan. Maka
akhirnya Lim Tau Kin berpindah ke Patani dan memilih menetap di kampung
kerisik. Setelah beberapa lama menetap di Patani Lim Tau Kin mulai menyerap
kultur masyarakat Melayu Islam di sini, dan mulai tertarik dengan agama Islam
yang dianuti oleh masyarakat Patani waktu itu.
Akhirnya Lim Tau Kin memutus untuk
memeluk agama Islam dan menetap di Patani tanpa diketahui oleh keluarganya di
China. Lim Tau Kin adalah seorang yang sangat berpotensi di bidang pertukangan
dia mampu membaut meriam dan bangunan-bangunan. Setelah lama Lim Tau Kin tidak
kembali ke Tiongkok, ibunya merasa bimbang terjadi sesuatu dan ingin anaknya
kembali ke Tiongkoik secapatnya. Maka ibunya mengarah kepada adiknya yang
bernama Lim Ko Niu mencari kakaknya Lim
Tau Kin. Akhirnya berangkatlah Lim Ko Niu menuju Patani, karena Lim Tau Kin
sudah memberitahu bahwa ia akan berdagang di daerah ini.
Kedatangan Lim Ko Niu ke Patani yang
bertujuan untuk mencari Lim Tau Kin, akahirnya ketemu. Namun dalam pertemuan
ini adiknya sangat terkejut karena melihat kakanya Lim Tau Kin sedang membina
masjid bersama beberapa orang Patani. Dan diberitahu bahwa kakaknya telah
memeluk agama Islam dan menetap di Patani. Lim Ko Niu mengajak kakaknya untuk
pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan menyuruh
kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala Tawaran
itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka
meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur adalah sesuatu yang dianggap
meruntuhkannama baik dan maruah keluarganya. Setelah tawaran ditolak beberapa
kali, Lalu sang adik, Lim Ko Niu bunuh
diri di sebatang pohon yang ada di dekat lokasi yang akan dibangun Masjid
Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu sempat bersumpah bahwa pembinaan masjid
itu tidak akan selesai dan akan mengalami beberapa masalah.
Akhirnya kakaknya Lim Tau Kin
mengebumikan mayat Lim Ko Niu di dekat pohon yang Lim Ko Niu bunuh diri, yang
tidak jauh dari Masjid yang sedang dibina oleh Lim Tau Kin. Setelah kematian
Lim Ko Niu, kakaknya kembali melanjut pembinaan masjid. Namun hal yang tak
terduga terjadi petir dan menghangus bagian atas bumbung masjid sehingga
membuat terhangus dan Lim Tau Kin mencoba lagi namun petir kembali
menghanguskan bagian atas yang sedang dibina. Akhirnya Lim Tau Kin berhenti
dari pembinaan masjid. Dan tidak ada yang berani melanjutkan pembinanan masjid
ini sampai selesai sampai sekarang.
Mitos tentang Masjid Kerisik ini antara
lain disinggung dalam sebuah manuskrip utama di kalangan masyarakat Patani,
yakni Hikayat Patani. Dalam manuskrip tersebut dijelaskan, Masjid Kerisik atau
Masjid Pintu Gerbang dibangun sebagai bukti kecintaan dan syiar Islam oleh
Sultan Muzaffar Syah. Terjadi sebuah dialog antara sultan dengan mufti –tokoh
ulama- negara pada masa itu, sebelum
akhirnya diputuskan untuk membangun sebuah masjid bersejarah. Dialog itu
tercantum dalam Hikayat Patani sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad Fathy
al-Fatani, yakni
“
Hatta antara berapa lamanya maka datang pula seorang Pasai bernama Syekh
Saifuddin. Maka Syekh Saifuddin pun berbuat rumah di padang di luar pintu
gerbang itu. demikian maka Syekh Saifuddin pun dipanggil raja bertanyakan
perintah agama Islam. Maka sembah Syekh Saifuddin ,”Adapun negeri Islam itu
mahulah ada sebuah masjid tempat segala rakyat menyembah Allah Taala, maka
nyatalah agama Islama; dan jikalau tiada masjid itu juga tiadalah kenyataan
agama Islam.” “ Arakian maka Sultan Muzaffar Syah pun memberi titah kepada
bendahara menyuruh berbuat masjid seperti sembah Syekh Saifuddin itu. Hatta
maka masjid itu pun diperbuat sudahlah,” (Ahmad Fathy al-Fatani, 1994: 134 )
Dalam manuskrip Hikayat Patani tersebut,
masjid sebenarnya telah siap dibangun saat Kesultanan Patani di bawah
pemerintahan Sultan Muzaffar Syah. Namun pembangunan terhenti saat Kerajaan
Siam menyerang dan mengalahkan Kesultanan Patani pada tahun 1785, tentara Siam telah bertindak kejam terhadap
rakyat Patani. Sebulan lamanya mereka membakar dan merampok segala barang dan
harta benda rakyat, termasuk membakar istana sultan dan masjid di Kerisik.
Rakyat Patani telah dibunuh dan telah dijadikan budak lalu dibawa ke kota
Bangkok (Ibu kota Thailand) sebagai tawanan perang. Sebagai menutup atau
mengaburi sejarah kekejaman Siam terhadap rakyat Patani, terutama pencerobohan
terhadap tempat suci umat Islam dan menjaga sensitivitas rakyat yang beragama
Islam, Siam telah memutar belitkan fakta sejarah dengan mencipta mitos
ketidaksempurnaan Masjid Kerisik itu adalah akibat daripada sumpahan yang
dilakukan oleh seorang putri dari negeri Cina yang bernama Lim Ko Niu. Berikut
Hasil wawancara dengan narasumber yang bernama Bapak
Ismail Chema, beliau selaku ahli kampung kerisik dan sejarawan tempatan.
Wawancara dilakukan Pada tanggal 23 Juli 2021. Sedang
Hasan
Yamadibu
Mengatakan
bahawa cerita mitos sumpahan oleh putri asal Cina adalah cerita ciptaan,
apabila masa berlalu, kisah masjid Kerisik legenda telah diterima pakai oleh
Cina atau memihak kepada China untuk mengagapi sehingga keunggulan yang sedia
ada tempatan Islam politik dan ekonomi melayu, disasarkan Rikaz daya oleh Siam
dan kemudian oleh dasar asimilasi politik dan budaya Thai yang menjadi salah
satu alat penyelesaian yang paling penting mekanikal untuk mencungkil konflik
Patani atau pergolakan Patani dan pemberontokan abad Panjang di Thailand
selatan.
2. Analisis Nilai Budaya dalam Mitos Masjid Kerisik
Nilai
budaya merupakan hal yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkungan organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (belive), symbol-simbl, dengan karakteristik
tertentu yang dapat dibedakan suatu sama lainnya sebagai acuan perilaku dan
tanggapan atas apa yang akan terjadi dan sedang terjadi. Nilai budaya telah
dirumuskan oleh beberapa ahli seperti Koentjaraningrat (dalam Mulyana,
2015:16), “Mengemukakan bahwa nilai budaya terdiri dari konsep-konsepsi yang
hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang
mereka anggap amat mulia”. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat
dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.
2.1 Nilai Religiusitas
Nilai religiusitas adalah nilai yang berkaitan dengan
norma atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan, dan tidak dapat di
ganggu gugat keberadaannya sehingga nilai ini wajib jadi tuntunan bagi manusia.
Manusia dapat disebut sebagai manusia religius apabila memiliki hati nuransi yang serius, dalam arti
manusia yang sholeh, yang selalu meniti dan mempertimbangkan segala sesuatu
yang dikerjakan sesuai dengan hati nuraninya (Mangunwijaya dalam Aliyah,
2011:17). Berikut data nilai religiusitas yang berkaitan
dengan mitos Masjid Kerisik di Provinsi
Pattani.
a) Ketaatan
Manusia terhadap Tuhan
Pengertian ketaatan
adalah kepatuhan dan taat pada YME. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.
Sebagai makhluk ciptaan-NYA, manusia diajarkan untuk menjalankan perintah-NYA
dan menjauhi larangan-NYA. Dalam mitos masjid Kerisik ini terdapat banyak nilai
yang menunjukan bahwa ketaatan manusia kepada Tuhan sangat dijunjung oleh tokoh
yang bernama Lim Tau Kin, sebagaimana dalam kutipan data ini.
(1)
Lim Ko Niu mengajak kakaknya
untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan
menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala
Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi
mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur.
Data
(1) di atas menunjukan sikap yang ditonjolkan oleh Lim Tau Kin, di mana Lim Tau
kin tidak akan berpaling dengan akidah yang baru dianutinya dan tidak
meninggalkan masjid yang sedang dibinanya yang merupakan simbol keagungan agama
Islam. Dan sebagai tempat bersujud kepada Tuhan pencipta alam ini.
b)
Percaya Kepada
yang Gaib
Percaya
yaitu meyakini bahwa sesuatu itu benar-benar ada. Gaib adalah zat yang tidak
bisa dilihat dengan indra manusia. Dalam penelitian ini yang dimaksud percaya
kepada yang gaib yaitu percaya bahwa dengan sumpahan Lim Ko Niu lah Masjid
Kerisik tidak selesai hingga sekarang. Berikut data yang berkenaan dengan
kepercayaan kepada yang gaib.
(2) Setelah
tawaran ditolak beberapa kali, Lalu sang adik, Lim Ko Niu bunuh diri di sebatang pohon yang ada di
dekat lokasi yang akan dibangun Masjid Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu
sempat bersumpah bahwa pembinaan masjid itu tidak akan selesai dan akan mengalami
beberapa masalah.
Data
(2) di atas memberi gambaran bahwa Lim Ko Niu berharap kepada kekuatan gaib,
lantaran itulah Lim Ko Niu bersumpah sebelum bertindak membunuh diri. Agar ada
masalah dalam pembinaan masjid yang sedang dibina oleh kakaknya LimTau Kin. Dalam
peristiwa tersebut menjadi titik yang mengesankan mitos ini. Karena dalam mitos
ini intinya masjid kerisik tidak selesai dibina adlah hasil dari sumpahan Lim
Ko Niu dan kononya masjid ini dilanda petir berkali-kali sehingga tidak ada
yang berani menyelesaikannya.
2.2
Nilai Sosial
Nilai Sosial adalah nilai yang
mendasari, menuntut dan menjadi tujuan tindakan dan hidup social manusia dalam
melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan hidup social manusia (Amir
dalam Sukatman, 1992:26). Selain itu,
nilai sosial adalah nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain.
Nilaisosial juga mengatur manusia dalam hidup berkelompok atau masyarakat.
Sebagai makhluk social, manusia selalu membutuhkan orang lain sehingga dalam
menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Oleh
karena itu, dapat dipahami nahwa nilai sosial merupakan pedoman hidup bersama
dalam masyarakat. Berikt ini adalah nilai sosial yang berkaitan dengan mitos
Masjid Kerisik di Provinsi Pattani.
a.
Kekeluargaan
Kekeluargaan adalah
interaksi antar manusia yang membentuk rasa saling memiliki dan terhubung satu
sama lain.. Nilai kekeluargaan terdapat pada data berikut.
(3) Lim Ko Niu mengajak kakaknya
untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan
menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala
Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka
meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur adalah sesuatu yang dianggap
meruntuhkannama baik dan maruah keluarganya.
Data
(3) di atas menggambarkan bahwa dalam ada ikatan keluarga yang membuat ibunya
selalu rindu dan bimbang tentang keadaan anaknya. Dan mengharap anaknya kembali
memenuhi harapan ibunya.
2.3 Nilai keperibadian
Nilai
kepribadian selalu melekat pada setiap pembawaan individu, sebab individu
memiliki keperibadian berbeda yang dapat tercermin melalui pola tingkah laku
dan perilakunya. Nilai kepribadian ini digunakan individu untuk menentukan
sikap dalam mengambil keputusan dalam menjalankan kehidupan pribadi manusia itu
sendiri (Jarolimek dalam Sukatman, 1996:34). Berikut ini adalah data nilai
keperibadian yang berkaitan dengan mitos Masjid Kerisik.
a. Sikap
waspada atau berhati-hati
Waspada
adalah sikap berhati-hati atau berjaga-jaga dari segala hal yang tidak
diinginkan. Sikap waspada yang terkandung dalam mitos Masjid Kerisik.
(4)
Setelah lama Lim Tau Kin tidak kembali ke Tiongkok, ibunya merasa bimbang
terjadi sesuatu dan ingin anaknya kembali ke Tiongkok secepatnya. Maka ibunya
mengarah kepada adiknya yang bernama Lim
Ko Niu mencari kakaknya Lim Tau Kin. Akhirnya berangkatlah Lim Ko Niu menuju
Patani, karena Lim Tau Kin sudah memberitahu bahwa ia akan berdagang di daerah
ini.
Data
(4) di atas menunjukkan sikap kewaspadaan yang ditunjukan oleh Ibu kepada
anaknya karena Lim Tau kin berdagang di
Negara yang sangat jauh dari rumahnya,maka
Ibunya merasa bimbang terhadap anaknya. Dengan sikap waspada beliau membuat
putrinya segera merantau di Negara yang berjauhan yaitu di Patani.
b. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan
berarti kepandaian menggunakan akal sehatnya, melalui pengalaman dan pengetahuannya.
Kebijak sanaan juga bererti kecakapan bertindak seseorang ketika
menghadapi kesulitan dan sebagainya.
Berikut ini adalah data keperibadian tokoh yang memiliki kebijaksanaan dalam
mitos Masjid Kerisik.
(5)
Kedatangan Lim Ko Niu ke Patani yang bertujuan untuk mencari Lim Tau Kin,
akhirnya ketemu. Namun dalam pertemuan ini adiknya sangat terkejut karena
melihat kakanya Lim Tau Kin sedang membina masjid bersama beberapa orang
Patani. Dan diberitahu bahwa kakaknya sebagai tukang pembangunan masjid dan
telah memeluk agama Islam dan menetap di Patani.
Data
(5) adalah menunjukan kemampuan dan kebijaksaan yang dimiliki oleh Lim Tau Kin
sehingga setelah memeluk Islam Lim Tau Kin diberi kepercayaan untuk menjadi
Tukang membina Masjid Kerisik. Selaian itu, tokoh tersebut juga dilantik oleh
raja saat itu sebagai tukang pembuatan meriam yang telah menjadi agenda raja,
setelah mana mendapat informasi dari intelejen yang melaporkan bahwa Siam akan
kembali serang Patani lagi.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai mitos masjid Kerisik di desa Lulok Provinsi Pattani
Thailand Selatan, dapat diuraikan kesimpulannya sebagai berikut.
Mitos Masjid Kerisik adalah berupa cerita rakyat dan
mempunyai masjid dan kuburan Lim Ko Niu sebagai bukti kewujudan mitos. Mitos
tentang Masjid Kerisik mengadung nilai-nilai yang dapat mengambil pengajaran
hidup. Nilai-nilai yang ada di dalamnya terdapat 3 macam nilai,yaitu nilai
religiusitas, nilai sosial, nilai kepribadian. Nilai religiusitas dalam mitos
Masjid Kerisik terdapat dalam bentuk Ketaatan Manusia terhadap Tuhan, Percaya
Kepada yang Gaib dan Kekuasaan Tuhan. Nilai Sosial yang terkandung dalam mitos
masjid kerisik adalah Tolong-menolong, saling Menghormati atau menghargai, dan
kekeluargaan. Nilai Kepribadian yang terdapat dalam Mitos Kerisik adalah sikap
waspada atau berhati-hati, kebijaksanaan, dan teguh pendirian. Salah satu nilai
religiusitas yang diterapkan dalam mitos adalah ketika Lim Ko Niu
mengajak kakaknya untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang
jatuh sakit dan menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan
leluhurnya. Namun segala Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin.
Karena kecewa, dan bagi mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para
leluhur. Adapun nilai sosial terbukti saat Lim Tau Kin memeluk Islam adalah
karena rasa nyaman dengan kultur masyarakat Patani ketika itu. Dan nilai
kepribadian dapat pada pribadi Lim Tau Kin yang menunjukan kemampuan dan
kebijaksaan yang dimiliki oleh Lim Tau Kin sehingga setelah memeluk Islam Lim
Tau Kin diberi kepercayaan untuk menjadi Tukang membina Masjid Kerisik.
Kuburan Lim Ko Niu dan Masjid Kerisik menjadi suatu
cerita yang selalu berkait. Lantaran Masjid Kerisik yang tidak kunjung selesai dipercayai
adalah hasil sumpahan Lim Ko Niu sebelum bertindak membunuh diri. Dan
kuburannya disanjung oleh orang-orang tiongkok.Mitos sumpah dari bunuh diri Lim
Ko Niu itu sempat ditanggapi oleh pemerintah setempat dengan membangun nisan
pemakaman dari saudagar asal Tiongkok itu. Terlepas dari faktor mistis,
bangunan Masjid Kerisik yang menjadi sentral religius masyarakat muslim Melayu
Patani itu juga terkait dinamika politik di Thailand Selatan. Yakni aneksasi
dari Thailand yang dirasakan oleh masyarakat Patani hingga hari ini. Kondisi
ini yang juga berpengaruh terhadap masalah keamanan di Thailand Selatan yang
hingga kini masih belum stabil. Otoritas
Thailand juga diyakini menggunakan mitos Masjid Kerisik untuk mengurangi
perlawanan masyarakat Patani. cerita mitos sumpahan oleh putri asal Cina adalah
cerita ciptaan, apabila masa berlalu, kisah masjid Kerisik legenda telah
diterima pakai oleh Cina atau memihak kepada China untuk mengagapi sehingga
keunggulan yang sedia ada tempatan Islam politik dan ekonomi melayu, disasarkan
Rikaz daya oleh Siam dan kemudian oleh dasar asimilasi politik dan budaya Thai
yang menjadi salah satu alat penyelesaian yang paling penting mekanikal untuk
mencungkil konflik Patani atau pergolakan Patani dan pemberontokan abad Panjang
di Thailand selatan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Atmazaki, 2005. Ilmu Sastra: Teori
dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.
Ahmad
Fathy al-Fatani, 1994. Pengantar Sejarah Patani. Alor Setar, Malaysia:
Pustaka
Darussalam
Damayanti, Aulia M.E. 2018. Mitos
Dalam Upacara Adat Kebo-Keboan
Masyarakat
Osing Di Desa Alasmalang Kabupaten
Banyuwangi: Kajian Etnografi. Skripsi. Jember:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.
Danandjaja, James. (2002). Folklor
Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-
lain.
Jakarta: Grafiti.
Endraswara, S. 2013. Folklor Nusantara:
Hakikat, Bentuk, dan Fungsi.
Yogyakarta.
Penerbit Ombak (Anggota IKAPI)
Febriyanti, Ade Terina. 2011. Mantra
dalam upacra Adat Kebo-keboan
Masyarakat
Using Bayuwangi. Skripsi. Jember. Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jember.
Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha
Widya
Kaelan, 2005. Metode Penelitian
Kualitatif Bidang Filsafat. Paradigma.
Yogyakarta.
Mahmud. (2006). Sejarah Perjuangan Melayu Patani
1785-1945. Universitas Kebangsaan Malaysia: Bangi
Miles, Matthew B dan A. Michael
Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Universitas
Indonesia Pers.
Moloeng, Lexy J. (2007) Metodologi
Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya Offset,
Bandung
Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi :
Suatu Pengantar. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya
Mohd. Zamberi A.Malek. 1994. Patani
dalam Tamadun Melayu. Kuala Lumpur,
Malaysia : Dewan Bahasa
dan Pustaka.
Nurgiyantoro, B. (2005). Teori
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press
Permadi, Dwi Andika. 2018. Mitos Di
Wilayah Rawa Bayu Dan Pemanfatannya
Sebagai
Materi Pembejaran Sastra Di SMA. Skripsi. Jember:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.
Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi
Lisan Indonesia. Yogyakarta: Laksbang
Pressindo.
Sukatman. 2011. Mitos dalam tradisi
lisan Indonesia. Jember: Center for
Socienty Studies (CSS) : Jember
Sutrisno Hadi. 2004.
Metodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta,
Sugiyo.
2005. Komunikasi anatar Pribadi. Semarang: UNNES Press. Walgito,
Bimo.
2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset
ไม่มีความคิดเห็น:
แสดงความคิดเห็น