วันพุธที่ 27 กรกฎาคม พ.ศ. 2565

 

NILAI BUDAYA DALAM MITOS MASJID KERISIK

 PROVINSI PATTANI THAILAND SELATAN

 

CULTURAL VALUE IN THE MYTH OF KERISIK MOSQUE

  PATTANI PROVINCE SOUTHERN THAILAND

 

Aseesah Hayeemaming

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Jember 68121

Aseesah9511@gmail.com

 

 

 

Abstract

 

 The term myth comes from the Greek language, namely mythos, which originally meant a story about the gods and heroes who are worshiped.The early concept of myth in Greek culture was closely related to the Greek belief system that worshiped many gods or Polytheism.  Kerisik Mosque has the official name "Sultan Muzaffar Syah Mosque" which is the first mosque in Southeast Asia built using red brick.  The official name of the mosque refers to the name of the sultan who ruled in the Sultanate of Patani at that time who began to rule since 1514 AD. The Kerisik Mosque building began to be built in 1583 AD and has never been completed until now.  the unfinished building created a mystery among the Malay community in Patani.  For hundreds of years, the mystery then formed a myth.  Research on the Myth of Masjid Kerisim using qualitative methods.  This type of research is qualitative research - ethnography.  It is hoped to identify the origin of the Myth of Masjis Kerisik.  As well as knowing the Function, the cultural values contained in the Myths.  And Understand how to utilise the Myth of Kerisik Mosque for Malay Language Learning Materials in Southern Thailand. Based on the results and discussion.  Its form is in the form of oral stories that become the talk of the community.  The myth of the Kerisik Mosque contains values that can take life lessons.  The values that exist in it there are 3 kinds of values, namely the value of religiosity, social values, personality values.

 

 Keywords: Myths, Cultural Values, Kerisik Mosque, Patani.

 

Abstrak

 

Istilah mitos berasal dari bahasa Yunani, yakni mythos, yang makna awalnya adalah cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja. Konsep awal mitos dalam kebudayaan Yunani ini erat dengan sistem kepercayaan Yunani yang menyembah banyak dewa atau Politeisme. Masjid Kerisik memiliki nama resmi “Masjid Sultan Muzaffar Syah” yang merupakan masjid pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan menggunakan bata bata merah. Nama resmi masjid tersebut merujuk pada nama sultan yang berkuasa di Kesultanan Patani pada masa itu yang mulai memerintah sejak tahun 1514 M. Bangunan Masjid Kerisik mulai dibangun sejak tahun 1583 M dan tidak pernah selesai hingga sekarang. tidak selesainya bangunan itu memunculkan misteri di kalangan masyarakat Melayu di Patani. Selama ratusan tahun, misteri itu kemudian membentuk sebuah mitos.  Penilitian Mitos Masjid Kerisimenggunakan metode kualitatif. Jenis Penelitian ini adalah Penelitian kualitatif – etnografi. Diharapkan dapat mengidentifikasi asal usul  Mitos Masjis Kerisik. Serta mengetahui Fungsi, nilai budaya yang terkandung dalam Mitos. Dan Memahami cara memanfaatkan Mitos Masjid Kerisik untuk Materi Pembelajaran Bahasa Melayu di Thailand Selatan.Berdasarkan hasil dan pembahasan. Wujudnya berupa cerita lisan yang menjadi tuturan masyarakat. Mitos tentang Masjid Kerisik mengadung nilai-nilai yang dapat mengambil pengajaran hidup. Nilai-nilai yang ada di dalamnya terdapat 3 macam nilai,yaitu nilai religiusitas, nilai sosial, nilai kepribadian.

 

Kata Kunci : Mitos, Nilai Budaya, Masjid Kerisik, Patani.

 

 

Pendahuluan

Sejak peradaban manusia lahir di permukaan bumi, sistem kepercayaan diyakini telah tumbuh di dalamnya, sebagai bagian dari peradaban non-fisik. Berbagai sistem kepercayaan tersebut tumbuh dengan karakteristik masing-masing di setiap masyarakat adat. Salah satu bentuk sistem kepercayaan tersebut adalah mitos. Istilah mitos berasal dari bahasa Yunani, yakni mythos, yang makna awalnya adalah cerita tentang dewa-dewa dan pahlawan-pahlawan yang dipuja-puja (Danandjaja, 2002:50). Konsep awal mitos dalam kebudayaan Yunani ini erat dengan sistem kepercayaan Yunani yang menyembah banyak dewa atau Politeisme.

Dalam perkembangannya, mitos di berbagai masyarakat adat juga mencakup hal-hal yang bersifat supranatural atau diyakini kebenarannya. Mitos merupakan salah satu bentuk sastra lisan, yakni yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan.  Sastra lisan digolongkan sebagai salah satu bentuk dari tradisi lisan. Karena itu, mitos juga menjadi bagian dari sastra lisan. (Hutomo, 1991:1; Atmazaki, 2005:134). Di kawasan Asia Tenggara, khususnya dalam tradisi masyarakat Melayu, mitos banyak berkembang terkait dengan lokasi atau tempat-tempat tertentu. Salah satunya adalah mitos tentang Masjid Kerisik yang tumbuh dan diyakini oleh masyarakat Melayu yang ada di kawasan Thailand selatan atau sering disebut sebagai Masyarakat Pattani. Masjid Kerisik memiliki nama resmi “Masjid Sultan Muzaffar Syah” yang merupakan masjid pertama di Asia Tenggara yang dibangun dengan menggunakan bata bata merah. Nama resmi masjid tersebut merujuk pada nama sultan yang berkuasa di Kesultanan Patani pada masa itu yang mulai memerintah sejak tahun 1514 M.

 

     Dalam hikayat yang diteliti oleh Anan Watananikorn itu di tulis, mitos tentang Masjid Kerisik itu bermula dari kedatangan saudagar asal Cina (Tiongkok) ke Patani bernama Lim Ko Niu. Kedatangan Lim Ko Niu itu bertujuan untuk mencari Lim Tau Kin, kakaknya yang berprofesi sebagai tukang pembuatan meriam di Patani. Saat itu, Lim Tau Kin telah memeluk agama Islam dan menetap di Patani. Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, sang adik, Lim Ko Niu lalu bunuh diri di sebatang pohon yang ada di dekat lokasi yang akan dibangun Masjid Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu sempat bersumpah baha pembangunan masjid itu tidak akan selesai dan akan mengalami beberapa masalah. Mitos sumpah dari bunuh diri Lim Ko Niu itu sempat ditanggapi oleh pemerintah setempat dengan membangun nisan pemakaman dari saudagar asal Tiongkok itu. Terlepas dari faktor mistis, bangunan Masjid Kerisik yang menjadi sentral religius masyarakat muslim Melayu Patani itu juga terkait dinamika politik di Thailand Selatan. Yakni aneksasi dari Thailand yang dirasakan oleh masyarakat Patani hingga hari ini. Kondisi ini yang juga berpengaruh terhadap masalah keamanan di Thailand Selatan yang hingga kini masih belum stabil.  Otoritas Thailand juga diyakini menggunakan mitos Masjid Kerisik untuk mengurangi perlawanan masyarakat Patani. Dengan berdasarkan uraian di atas, penelitian tentang mitos Masjid Kerisik ini penting untuk dilakukan. Yakni  sebagai upaya mengklarifikasi politisasi mitos Masjid Kerisik. Secara garis besar penelitian ini fokus  menekankan pada wujud mitos yang berada yang berupa bentuk cerita, nilai budaya di bagi masyarakat pattani, fungsi mitos di Thailand selatan khususnya di Provinsi Pattani, di Thailand.

 

 

METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif-Etnografi. Berkaitan dengan judul dan jenis penelitian, maka pendekatan yang digunakandalam penelitian ini adalah pendekatan etnografi, Penelitian etnografi menurut Koentjaraningrat (1998:1) adalah pada dasarnya lebih memanfaatkan teknik pengumpulan data pengamatan berperan serta (partisipant observation). Penelitian kualitatif etnografi mempertimbangkan perilaku manusia dengan jalan menguraikan apa yang diketahui sehingga dapat berperilaku secara baik sesuai dengan tradisi yang terdapat dalam suatu masyarakat, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya.

Etnografi memandang budaya bukan semata-mata sebagai produk, melainkan proses. Kebudayaan tidak hanya cabang nilai, melainkan merupakan keseluruhan institusi hidup manusia. Dengan kata lain, kebudayaan merupakan hasil belajar manusia termasuk di dalamnya tingkah laku. Menurut Spradley (dalam Endraswara, 2013:52) etnografi harus menyakut hakikat kebudayaan, yaitu sebagai pengetahuan yang diperoleh, yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Itulah sebanya etnografi akan mengungkap seluruh tingkah laku sosial budaya melalui deskripsi yang holistic. Fokus Penelitian ini adalah cerita rakyat yang melatarbelakangi mitos masjid Kerisik dari berbagai versi dari masyarakat Provinsi Patani. Selain menggunakan pendekatan etnografi peneliti juga menggunakan pendekatan struktur naratif sebagai struktur yang membantu dalam mendeskripsikan penelitian mengenai mitos Masjid Kerisik.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Deskripsi Hasil Penelitian Mitos Masjid Kerisik

Pada zaman dahulu, berdiri sebuah kerajaan yang di pimpin oleh raja dan ratu yang adil dan sangat bijak sana. Kerajaan tersebut bernama Raja Biru mitos tentang Masjid Kerisik itu bermula dari kedatangan saudagar asal Cina (Tiongkok) ke Patani bernama Lim Tau Kin. Yang dating untuk berdagang di daerah Bagian Selatan. Pada awalnya berdagang di Nakhonsrithamarat. Namun dia merasa masih kurang dengan yang ia targetkan. Maka akhirnya Lim Tau Kin berpindah ke Patani dan memilih menetap di kampung kerisik. Setelah beberapa lama menetap di Patani Lim Tau Kin mulai menyerap kultur masyarakat Melayu Islam di sini, dan mulai tertarik dengan agama Islam yang dianuti oleh masyarakat Patani waktu itu.

Akhirnya Lim Tau Kin memutus untuk memeluk agama Islam dan menetap di Patani tanpa diketahui oleh keluarganya di China. Lim Tau Kin adalah seorang yang sangat berpotensi di bidang pertukangan dia mampu membaut meriam dan bangunan-bangunan. Setelah lama Lim Tau Kin tidak kembali ke Tiongkok, ibunya merasa bimbang terjadi sesuatu dan ingin anaknya kembali ke Tiongkoik secapatnya. Maka ibunya mengarah kepada adiknya yang bernama  Lim Ko Niu mencari kakaknya Lim Tau Kin. Akhirnya berangkatlah Lim Ko Niu menuju Patani, karena Lim Tau Kin sudah memberitahu bahwa ia akan berdagang di daerah ini.

Kedatangan Lim Ko Niu ke Patani yang bertujuan untuk mencari Lim Tau Kin, akahirnya ketemu. Namun dalam pertemuan ini adiknya sangat terkejut karena melihat kakanya Lim Tau Kin sedang membina masjid bersama beberapa orang Patani. Dan diberitahu bahwa kakaknya telah memeluk agama Islam dan menetap di Patani. Lim Ko Niu mengajak kakaknya untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur adalah sesuatu yang dianggap meruntuhkannama baik dan maruah keluarganya. Setelah tawaran ditolak beberapa kali, Lalu sang adik, Lim Ko Niu  bunuh diri di sebatang pohon yang ada di dekat lokasi yang akan dibangun Masjid Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu sempat bersumpah bahwa pembinaan masjid itu tidak akan selesai dan akan mengalami beberapa masalah.

Akhirnya kakaknya Lim Tau Kin mengebumikan mayat Lim Ko Niu di dekat pohon yang Lim Ko Niu bunuh diri, yang tidak jauh dari Masjid yang sedang dibina oleh Lim Tau Kin. Setelah kematian Lim Ko Niu, kakaknya kembali melanjut pembinaan masjid. Namun hal yang tak terduga terjadi petir dan menghangus bagian atas bumbung masjid sehingga membuat terhangus dan Lim Tau Kin mencoba lagi namun petir kembali menghanguskan bagian atas yang sedang dibina. Akhirnya Lim Tau Kin berhenti dari pembinaan masjid. Dan tidak ada yang berani melanjutkan pembinanan masjid ini sampai selesai sampai sekarang.

Mitos tentang Masjid Kerisik ini antara lain disinggung dalam sebuah manuskrip utama di kalangan masyarakat Patani, yakni Hikayat Patani. Dalam manuskrip tersebut dijelaskan, Masjid Kerisik atau Masjid Pintu Gerbang dibangun sebagai bukti kecintaan dan syiar Islam oleh Sultan Muzaffar Syah. Terjadi sebuah dialog antara sultan dengan mufti –tokoh ulama-  negara pada masa itu, sebelum akhirnya diputuskan untuk membangun sebuah masjid bersejarah. Dialog itu tercantum dalam Hikayat Patani sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad Fathy al-Fatani, yakni

“ Hatta antara berapa lamanya maka datang pula seorang Pasai bernama Syekh Saifuddin. Maka Syekh Saifuddin pun berbuat rumah di padang di luar pintu gerbang itu. demikian maka Syekh Saifuddin pun dipanggil raja bertanyakan perintah agama Islam. Maka sembah Syekh Saifuddin ,”Adapun negeri Islam itu mahulah ada sebuah masjid tempat segala rakyat menyembah Allah Taala, maka nyatalah agama Islama; dan jikalau tiada masjid itu juga tiadalah kenyataan agama Islam.” “ Arakian maka Sultan Muzaffar Syah pun memberi titah kepada bendahara menyuruh berbuat masjid seperti sembah Syekh Saifuddin itu. Hatta maka masjid itu pun diperbuat sudahlah,” (Ahmad Fathy al-Fatani, 1994: 134 )

 

Dalam manuskrip Hikayat Patani tersebut, masjid sebenarnya telah siap dibangun saat Kesultanan Patani di bawah pemerintahan Sultan Muzaffar Syah. Namun pembangunan terhenti saat Kerajaan Siam menyerang dan mengalahkan Kesultanan Patani pada tahun 1785,  tentara Siam telah bertindak kejam terhadap rakyat Patani. Sebulan lamanya mereka membakar dan merampok segala barang dan harta benda rakyat, termasuk membakar istana sultan dan masjid di Kerisik. Rakyat Patani telah dibunuh dan telah dijadikan budak lalu dibawa ke kota Bangkok (Ibu kota Thailand) sebagai tawanan perang. Sebagai menutup atau mengaburi sejarah kekejaman Siam terhadap rakyat Patani, terutama pencerobohan terhadap tempat suci umat Islam dan menjaga sensitivitas rakyat yang beragama Islam, Siam telah memutar belitkan fakta sejarah dengan mencipta mitos ketidaksempurnaan Masjid Kerisik itu adalah akibat daripada sumpahan yang dilakukan oleh seorang putri dari negeri Cina yang bernama Lim Ko Niu. Berikut Hasil wawancara dengan narasumber yang bernama Bapak Ismail Chema, beliau selaku ahli kampung kerisik dan sejarawan tempatan. Wawancara dilakukan Pada tanggal 23 Juli 2021. Sedang Hasan Yamadibu Mengatakan bahawa cerita mitos sumpahan oleh putri asal Cina adalah cerita ciptaan, apabila masa berlalu, kisah masjid Kerisik legenda telah diterima pakai oleh Cina atau memihak kepada China untuk mengagapi sehingga keunggulan yang sedia ada tempatan Islam politik dan ekonomi melayu, disasarkan Rikaz daya oleh Siam dan kemudian oleh dasar asimilasi politik dan budaya Thai yang menjadi salah satu alat penyelesaian yang paling penting mekanikal untuk mencungkil konflik Patani atau pergolakan Patani dan pemberontokan abad Panjang di Thailand selatan.

 

2.    Analisis Nilai Budaya dalam Mitos Masjid Kerisik

Nilai budaya merupakan hal yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkungan organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (belive), symbol-simbl, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan suatu sama lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi dan sedang terjadi. Nilai budaya telah dirumuskan oleh beberapa ahli seperti Koentjaraningrat (dalam Mulyana, 2015:16), “Mengemukakan bahwa nilai budaya terdiri dari konsep-konsepsi yang hidup dalam alam fikiran sebagian besar warga masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia”. Sistem nilai yang ada dalam suatu masyarakat dijadikan orientasi dan rujukan dalam bertindak.

2.1 Nilai Religiusitas

Nilai religiusitas adalah nilai yang berkaitan dengan norma atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan Tuhan, dan tidak dapat di ganggu gugat keberadaannya sehingga nilai ini wajib jadi tuntunan bagi manusia. Manusia dapat disebut sebagai manusia religius apabila  memiliki hati nuransi yang serius, dalam arti manusia yang sholeh, yang selalu meniti dan mempertimbangkan segala sesuatu yang dikerjakan sesuai dengan hati nuraninya (Mangunwijaya dalam Aliyah, 2011:17). Berikut data nilai religiusitas yang berkaitan dengan mitos  Masjid Kerisik di Provinsi Pattani.

 

a)      Ketaatan Manusia terhadap Tuhan

Pengertian ketaatan adalah kepatuhan dan taat pada YME. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai makhluk ciptaan-NYA, manusia diajarkan untuk menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA. Dalam mitos masjid Kerisik ini terdapat banyak nilai yang menunjukan bahwa ketaatan manusia kepada Tuhan sangat dijunjung oleh tokoh yang bernama Lim Tau Kin, sebagaimana dalam kutipan data ini.

(1)   Lim Ko Niu mengajak kakaknya untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur.

            Data (1) di atas menunjukan sikap yang ditonjolkan oleh Lim Tau Kin, di mana Lim Tau kin tidak akan berpaling dengan akidah yang baru dianutinya dan tidak meninggalkan masjid yang sedang dibinanya yang merupakan simbol keagungan agama Islam. Dan sebagai tempat bersujud kepada Tuhan pencipta alam ini.

b)      Percaya Kepada yang Gaib

Percaya yaitu meyakini bahwa sesuatu itu benar-benar ada. Gaib adalah zat yang tidak bisa dilihat dengan indra manusia. Dalam penelitian ini yang dimaksud percaya kepada yang gaib yaitu percaya bahwa dengan sumpahan Lim Ko Niu lah Masjid Kerisik tidak selesai hingga sekarang. Berikut data yang berkenaan dengan kepercayaan kepada yang gaib.

(2)   Setelah tawaran ditolak beberapa kali, Lalu sang adik, Lim Ko Niu  bunuh diri di sebatang pohon yang ada di dekat lokasi yang akan dibangun Masjid Kerisik. Sebelum bunuh diri, Lim Ko Niu sempat bersumpah bahwa pembinaan masjid itu tidak akan selesai dan akan mengalami beberapa masalah.

Data (2) di atas memberi gambaran bahwa Lim Ko Niu berharap kepada kekuatan gaib, lantaran itulah Lim Ko Niu bersumpah sebelum bertindak membunuh diri. Agar ada masalah dalam pembinaan masjid yang sedang dibina oleh kakaknya LimTau Kin. Dalam peristiwa tersebut menjadi titik yang mengesankan mitos ini. Karena dalam mitos ini intinya masjid kerisik tidak selesai dibina adlah hasil dari sumpahan Lim Ko Niu dan kononya masjid ini dilanda petir berkali-kali sehingga tidak ada yang berani menyelesaikannya.

2.2  Nilai Sosial

            Nilai Sosial adalah nilai yang mendasari, menuntut dan menjadi tujuan tindakan dan hidup social manusia dalam melangsungkan, mempertahankan dan mengembangkan hidup social manusia (Amir dalam Sukatman, 1992:26).  Selain itu, nilai sosial adalah nilai yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lain. Nilaisosial juga mengatur manusia dalam hidup berkelompok atau masyarakat. Sebagai makhluk social, manusia selalu membutuhkan orang lain sehingga dalam menjalani kehidupannya manusia tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu, dapat dipahami nahwa nilai sosial merupakan pedoman hidup bersama dalam masyarakat. Berikt ini adalah nilai sosial yang berkaitan dengan mitos Masjid Kerisik di Provinsi Pattani.

a.        Kekeluargaan

Kekeluargaan adalah interaksi antar manusia yang membentuk rasa saling memiliki dan terhubung satu sama lain.. Nilai kekeluargaan terdapat pada data berikut.

(3) Lim Ko Niu mengajak kakaknya untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur adalah sesuatu yang dianggap meruntuhkannama baik dan maruah keluarganya.

 

Data (3) di atas menggambarkan bahwa dalam ada ikatan keluarga yang membuat ibunya selalu rindu dan bimbang tentang keadaan anaknya. Dan mengharap anaknya kembali memenuhi harapan ibunya.

 

2.3 Nilai keperibadian

Nilai kepribadian selalu melekat pada setiap pembawaan individu, sebab individu memiliki keperibadian berbeda yang dapat tercermin melalui pola tingkah laku dan perilakunya. Nilai kepribadian ini digunakan individu untuk menentukan sikap dalam mengambil keputusan dalam menjalankan kehidupan pribadi manusia itu sendiri (Jarolimek dalam Sukatman, 1996:34). Berikut ini adalah data nilai keperibadian yang berkaitan dengan mitos Masjid Kerisik.

a.       Sikap waspada atau berhati-hati

Waspada adalah sikap berhati-hati atau berjaga-jaga dari segala hal yang tidak diinginkan. Sikap waspada yang terkandung dalam mitos Masjid Kerisik.

(4) Setelah lama Lim Tau Kin tidak kembali ke Tiongkok, ibunya merasa bimbang terjadi sesuatu dan ingin anaknya kembali ke Tiongkok secepatnya. Maka ibunya mengarah kepada adiknya yang bernama  Lim Ko Niu mencari kakaknya Lim Tau Kin. Akhirnya berangkatlah Lim Ko Niu menuju Patani, karena Lim Tau Kin sudah memberitahu bahwa ia akan berdagang di daerah ini.

 

Data (4) di atas menunjukkan sikap kewaspadaan yang ditunjukan oleh Ibu kepada anaknya karena  Lim Tau kin berdagang di Negara yang  sangat jauh dari rumahnya,maka Ibunya merasa bimbang terhadap anaknya. Dengan sikap waspada beliau membuat putrinya segera merantau di Negara yang berjauhan yaitu di Patani.

 

b.      Kebijaksanaan

Kebijaksanaan berarti kepandaian menggunakan akal sehatnya, melalui pengalaman dan pengetahuannya. Kebijak sanaan juga bererti kecakapan bertindak seseorang ketika menghadapi  kesulitan dan sebagainya. Berikut ini adalah data keperibadian tokoh yang memiliki kebijaksanaan dalam mitos Masjid Kerisik.

(5) Kedatangan Lim Ko Niu ke Patani yang bertujuan untuk mencari Lim Tau Kin, akhirnya ketemu. Namun dalam pertemuan ini adiknya sangat terkejut karena melihat kakanya Lim Tau Kin sedang membina masjid bersama beberapa orang Patani. Dan diberitahu bahwa kakaknya sebagai tukang pembangunan masjid dan telah memeluk agama Islam dan menetap di Patani.

 

Data (5) adalah menunjukan kemampuan dan kebijaksaan yang dimiliki oleh Lim Tau Kin sehingga setelah memeluk Islam Lim Tau Kin diberi kepercayaan untuk menjadi Tukang membina Masjid Kerisik. Selaian itu, tokoh tersebut juga dilantik oleh raja saat itu sebagai tukang pembuatan meriam yang telah menjadi agenda raja, setelah mana mendapat informasi dari intelejen yang melaporkan bahwa Siam akan kembali serang Patani lagi.

 

KESIMPULAN

Kesimpulan

            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai mitos masjid Kerisik di desa Lulok Provinsi Pattani Thailand Selatan, dapat diuraikan kesimpulannya sebagai berikut.

            Mitos Masjid Kerisik adalah berupa cerita rakyat dan mempunyai masjid dan kuburan Lim Ko Niu sebagai bukti kewujudan mitos. Mitos tentang Masjid Kerisik mengadung nilai-nilai yang dapat mengambil pengajaran hidup. Nilai-nilai yang ada di dalamnya terdapat 3 macam nilai,yaitu nilai religiusitas, nilai sosial, nilai kepribadian. Nilai religiusitas dalam mitos Masjid Kerisik terdapat dalam bentuk Ketaatan Manusia terhadap Tuhan, Percaya Kepada yang Gaib dan Kekuasaan Tuhan. Nilai Sosial yang terkandung dalam mitos masjid kerisik adalah Tolong-menolong, saling Menghormati atau menghargai, dan kekeluargaan. Nilai Kepribadian yang terdapat dalam Mitos Kerisik adalah sikap waspada atau berhati-hati, kebijaksanaan, dan teguh pendirian. Salah satu nilai religiusitas yang diterapkan dalam mitos adalah ketika Lim Ko Niu mengajak kakaknya untuk pulang bersamanya, dan mengabarkan bahwa ibunya sedang jatuh sakit dan menyuruh kakaknya Lim Tau Kin kembali kepada pegangan leluhurnya. Namun segala Tawaran itu ditolak oleh sang kakak, Lim Tau Kin. Karena kecewa, dan bagi mereka meninggalkan pegangan yang diwarisi para leluhur. Adapun nilai sosial terbukti saat Lim Tau Kin memeluk Islam adalah karena rasa nyaman dengan kultur masyarakat Patani ketika itu. Dan nilai kepribadian dapat pada pribadi Lim Tau Kin yang menunjukan kemampuan dan kebijaksaan yang dimiliki oleh Lim Tau Kin sehingga setelah memeluk Islam Lim Tau Kin diberi kepercayaan untuk menjadi Tukang membina Masjid Kerisik.

Kuburan Lim Ko Niu dan Masjid Kerisik menjadi suatu cerita yang selalu berkait. Lantaran Masjid Kerisik yang tidak kunjung selesai dipercayai adalah hasil sumpahan Lim Ko Niu sebelum bertindak membunuh diri. Dan kuburannya disanjung oleh orang-orang tiongkok.Mitos sumpah dari bunuh diri Lim Ko Niu itu sempat ditanggapi oleh pemerintah setempat dengan membangun nisan pemakaman dari saudagar asal Tiongkok itu. Terlepas dari faktor mistis, bangunan Masjid Kerisik yang menjadi sentral religius masyarakat muslim Melayu Patani itu juga terkait dinamika politik di Thailand Selatan. Yakni aneksasi dari Thailand yang dirasakan oleh masyarakat Patani hingga hari ini. Kondisi ini yang juga berpengaruh terhadap masalah keamanan di Thailand Selatan yang hingga kini masih belum stabil.  Otoritas Thailand juga diyakini menggunakan mitos Masjid Kerisik untuk mengurangi perlawanan masyarakat Patani. cerita mitos sumpahan oleh putri asal Cina adalah cerita ciptaan, apabila masa berlalu, kisah masjid Kerisik legenda telah diterima pakai oleh Cina atau memihak kepada China untuk mengagapi sehingga keunggulan yang sedia ada tempatan Islam politik dan ekonomi melayu, disasarkan Rikaz daya oleh Siam dan kemudian oleh dasar asimilasi politik dan budaya Thai yang menjadi salah satu alat penyelesaian yang paling penting mekanikal untuk mencungkil konflik Patani atau pergolakan Patani dan pemberontokan abad Panjang di Thailand selatan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Atmazaki, 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Angkasa Raya.

Ahmad Fathy al-Fatani, 1994. Pengantar Sejarah Patani. Alor Setar, Malaysia: 

Pustaka Darussalam

Damayanti, Aulia M.E. 2018. Mitos Dalam Upacara Adat Kebo-Keboan

Masyarakat Osing  Di Desa Alasmalang Kabupaten Banyuwangi: Kajian Etnografi. Skripsi. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.

Danandjaja, James. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu gosip, dongeng, dan lain-

lain. Jakarta: Grafiti.

Endraswara, S. 2013. Folklor Nusantara: Hakikat, Bentuk, dan Fungsi.

Yogyakarta. Penerbit   Ombak (Anggota IKAPI)

Febriyanti, Ade Terina. 2011. Mantra dalam upacra Adat Kebo-keboan

Masyarakat Using Bayuwangi. Skripsi. Jember. Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.

Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha

Widya

Kaelan, 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Paradigma. 

Yogyakarta.

Mahmud. (2006). Sejarah Perjuangan Melayu Patani 1785-1945. Universitas Kebangsaan Malaysia: Bangi

Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. 

Jakarta: Universitas Indonesia Pers.

Moloeng, Lexy J. (2007) Metodologi Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja

Rosdakarya Offset, Bandung

Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya

Mohd. Zamberi A.Malek. 1994. Patani dalam Tamadun Melayu. Kuala Lumpur,

Malaysia : Dewan Bahasa dan Pustaka.

Nurgiyantoro, B. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press

Permadi, Dwi Andika. 2018. Mitos Di Wilayah Rawa Bayu Dan Pemanfatannya 

Sebagai Materi Pembejaran Sastra Di SMA. Skripsi. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jember.

Sukatman. 2009. Butir-butir Tradisi Lisan Indonesia. Yogyakarta: Laksbang

Pressindo.

Sukatman. 2011. Mitos dalam tradisi lisan Indonesia. Jember: Center for

Socienty Studies  (CSS) : Jember

Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta,

Sugiyo. 2005. Komunikasi anatar Pribadi. Semarang: UNNES Press. Walgito,

Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta : Andi Offset

ไม่มีความคิดเห็น:

แสดงความคิดเห็น

  SEJARAH DAN KERUNTUHAN  KERAJAAN PATANI DARUSSALAM  oleh :  Nurul Shafiqah Shafif 1.0 Pengenalan Kerajaan Patani merupakan antara kerajaan...